13 Juli 2010

.tak mengerti.

aq tak mengerti apa yg sbenar'a aq inginkan..

1hal..
Aq lelah dgn smw prasaan ini..

04 Juli 2010

Pesan Untuk'Nya (R.I.P.)

saat hujan turun,
aku selalu berharap kau datang menemui ku..
menyapa ku dengan senyum manis mu..
dan mengacak-acak rambut ku sambil berkata "Bagaimana kabarmu hari ini?"

seandainya saja hari ini, saat ini, diri mu hadir d'samping ku..
ingin sekali aq memeluk mu, melepas rasa rindu dalam hati ku..
seandainya kau ada d'sini,
banyak hal yang ingin ku ceritakan kepada mu..
banyak hal yang ingin ku katakan pada mu..
n' banyak hal yang ingin kulakukan bersama mu..

tapi itu semua hanyalah sebuah angan-angan, sebuah mimpi yang takkan pernah terjadi.
karna kini dirimu tlah tenang dalam dunia mu.

aku hanya bisa berharap suatu saat nanti qta akan bersama kembali..
karna ku ingin selalu bersama mu, kakak ku.

03 Juli 2010

Sahabat Sejati

Sahabat Sejati

Ketika seorang sahabat sejati bertanya kepada sahabatnya, “apakah aku pernah melakukan salah padamu?“.
Sahabatnya akan menjawab, “ya, tapi aku sudah melupakan kesalahanmu“.
Ketika seorang sahabat sejati berbalik bertanya kepada sahabatnya, “apakah aku pernah bersalah padamu?“.
Sahabatnya akan menjawab, “ya, tapi aku sudah lupa akan hal itu“.
Ketika seorang bertanya, “Apa yang telah kau lakukan untuk sahabatmu?“
Seorang sahabat akan menjawab, “Aku tidak tahu.” sebab seorang sahabat tidak pernah meminta imbalan dari apa yang telah di perbuatnya dengan tulus.
Ketika seorang sahabat sejati memarahi sahabatnya, dan sahabatnya bertanya, “mengapa kamu memarahiku?“
Sahabatnya akan menjawab, “demi kebaikanmu“.
Ketika seseorang bertanya, “apakah alasanmu menjadi sahabatnya?“
Ia akan menjawab, “tidak tahu“. Sebab sahabat yang sejati tidak pernah memanfaatkan, tidak pernah memandang kelemahan dan kelebihan.
Ketika kau jatuh, ia akan berusaha menopangkan tangannya supaya kau tidak tergeletak.
Ketika kau bersuka, ia akan berada disisimu dan turut merasakan kebahagiaanmu.
Ketika kau berduka, ia akan berada disampingmu, meskipun ia tidak tahu bagaimana cara menghiburmu. Tetap mendengarkanmu, mendengarkan setiap kata yang keluar dari mulutmu, meskipun kau hanya mengaduh dan meskipun ia tidak tahu bagaimana solusi masalahmu.
Ketika kau mengatakan cita – citamu, ia akan mendukung dan berdoa untukmu.
Ketika ia bersuka, kau juga akan bersuka karenanya.
Ketika ia berduka, kau yang ada di sampingnya.
Sahabat adalah memberi tanpa ada maksud di belakangnya, bukan hanya menerima.
Sahabat tidak pernah membungkus racun dengan permen manis.
Persahabatan tidak diukur oleh berapa lamanya waktu, tetapi berapa besar arti ‘persahabatan’ itu sendiri.
Persahabatan tidak diukur oleh materi, tetapi berapa besar pengorbanan.
Persahabatan tidak diukur dari kesuksesan yang di peroleh, tetapi dari berapa besar dukungan yang di berikan.
Ia dapat menyayangimu, bahkan lebih dari dirinya sendiri.
Persahabatan tidak pernah mulus. Tetapi yang membuat indah adalah ketika mereka berhasil menjalaninya bersama, meskipun harus melalui pertumpahan air mata.
Hal yang paling membuat sahabatmu sedih adalah ketika kamu, sebagai seorang sahabat, membohonginya dengan alasan apapun. Sebab ia sangat percaya padamu.
Hanya satu yang sahabatmu minta kepadamu : supaya ia menjadi bagian hidupmu.
Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya

Sekolah dI Jepang

Sekolah di Jepang (Bagian Pertama) Oleh Dr. Arief B. Witarto Rabu, 19 Oktober 2005 05:12:58 Sekolah di luar negeri terkesan "elit". Apalagi di Jepang, negara dengan biaya hidup sangat tinggi. Belum lagi Jepang sebagai negara pilihan untuk studi di luar negeri masih "angker" dengan stereotip anggapan biaya tinggi, bahasa yang sulit dan sebagainya. Benarkah demikian? Dalam tulisan ini, penulis mengulas beberapa keuntungan memilih Jepang sebagai tempat belajar di tingkat Universitas baik program S1, S2 dan S3 serta kiat-kiat sukses menempuh studi sekaligus mencari kerja setelah itu. Tulisan di bagi menjadi dua bagian yaitu bagian pertama dengan fokus pada keunggulan memilih studi di Jepang dan kehidupan di kampus. Sedangkan pada bagian kedua akan disampaikan tentang kiat-kiat hidup dan mencari kerja.


Keuntungan memilih Jepang

Keunggulan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) negara tujuan, sering menjadi salah satu alasan memilih tempat studi di luar negeri. Kemajuan perekonomian Jepang, tak disangkal berkat dukungan ipteknya yang canggih. Akan tetapi, Jepang tak jarang disebut sebagai "negara pengekor" dalam iptek karena lebih banyak mengembangkan iptek terapan yang dasarnya sudah dikembangkan di Amerika Serikat (AS) atau Eropa. Akan tetapi dengan terpilihnya para peneliti Jepang sebagai penerima Hadiah Nobel tiga tahun terakhir secara berturut-turut, setidaknya menghapus pandangan itu. Penelitian dasar maupun terapan di Universitas Jepang sangat beragam dengan dukungan dana yang besar baik dari Pemerintah maupun Swasta. Apabila di Indonesia, produk riset terapan lebih dibutuhkan, maka Jepang adalah "gudang" penelitian seperti itu. Paten-paten internasional yang dimiliki Jepang lebih banyak yang berkaitan dengan teknologi terapan. Namun hal ini tidak berarti penelitian dasar kurang berkembang. Hadiah Nobel yang banyak diberikan kepada penelitian dasar, dari penghargaan tiga tahun terakhir itu, berhasil diraih oleh peneliti-peneliti Jepang dari penelitian di dalam negeri. Suasana dan kondisi belajar juga sering menjadi penentu dalam menentukan pilihan negara studi. Untuk masalah keamanan, Jepang adalah negara dengan tingkat kriminalitas sangat rendah dibanding AS atau negara-negara Eropa pada umumnya. Budaya timur yang masih kental di Jepang, memberikan suasana yang tidak jauh berbeda bagi mahasiswa Indonesia ketika hidup dalam masyarakat Jepang sehingga memudahkan beradaptasi. Bahasa Jepang yang sering jadi momok, bila dilihat dari kacamata berbeda, dapat memberikan nilai plus studi di Jepang. Mahasiswa S2 dan S3, tidak diharuskan menguasai bahasa Jepang karena dapat berkomunikasi maupun menyelesaikan thesis dengan bahasa Inggris. Namun setidaknya, berbekal kursus singkat yang banyak disediakan gratis oleh Universitas maupun Pemda setempat, serta pergaulan sehari-hari, mereka mampu berbahasa lisan dengan baik. Untuk mahasiswa S1, selain kemampuan bahasa lisan juga diperlukan kemampuan membaca dan menulis bahasa Jepang. Memang untuk itu ribuan huruf Kanji dan tata bahasa yang berbeda dengan bahasa Inggris, harus dikuasai. Menurut pengalaman penulis, setengah sampai setahun kursus bahasa Jepang intensif ditambah dengan kuliah 1-2 tahun, cukup memberikan penguasaan secara baik. Kemampuan bahasa ini akan membuka peluang besar memahami berbagai ilmu pengetahuan maupun budaya Jepang karena bangsa ini telah mentransfer seluruh pengetahuannya dalam bentuk tulisan, buku dan sebagainya (Jepang adalah negara dengan pelanggan koran terbesar di dunia). Bagi alumnus Universitas Jepang, dengan ketiga keunggulan di atas yang berhasil diraih, kesempatan mencari kerja di Jepang maupun Indonesia, sangat terbuka. Jangan lupa, Jepang adalah negara dengan penanaman modal asing terbesar di Indonesia sehingga peluang bekerja di perusahaan maupun bisnis terkait dengan negara ini, sangat menjanjikan.

Kehidupan Kampus
Untuk menyelesaikan program studi S1 di Jepang perlu waktu 4 tahun. Tiga tahun pertama adalah perkuliahan dan tahun terakhir mahasiswa diharuskan masuk ke lab salah seorang Professor yang ada dalam jurusan untuk membuat penelitian bagi thesisnya. Untuk program S2 yang memerlukan waktu normal 2 tahun, sepenuhnya mahasiswa berada dalam lab untuk melakukan penelitian dengan tambahan beberapa mata kuliah yang harus diambil. Dengan kerajinan dan ketekunan, hampir bisa dipastikan mahasiswa dapat selesai tepat waktu untuk S1 dan S2 ini. Program S3, mirip sistem di S2 tapi beban untuk penelitian lebih besar, dimana banyak jurusan di Universitas Jepang mewajibkan mahasiswanya menghasilkan publikasi ilmiah di jurnal internasional sebagai syarat kelulusan. Kadang, bila ada hambatan dalam penelitian menurut pengamatan penulis, lebih banyak karena kurang antisipasi kemajuan riset dan komunikasi dengan Professor pembimbing bisa menyebabkan waktu studi molor 1-2 tahun. Kewajiban publikasi ini nampaknya khas Jepang yang tak ditemui di Amerika/Eropa, walau terasa berat tapi bisa memberikan catatan dan pengalaman yang berharga bagi mahasiswa bagi bekal meniti karir setelah kelulusan. Peran Professor pembimbing sangat besar dalam membantu kelancaran studi dalam setiap jenjang. Untuk itu, kiat utama dalam hal ini adalah mencari Professor dalam bidang yang diminati, yang paling cocok dalam kepribadian, sikap dan sebagainya. Untuk mahasiswa S1, sejak masa perkuliahan, bisa dengan mudah mencari informasi itu dari kakak kelas atau mencari langsung Professor dengan sifat-sifat seperti itu. Sementara bagi mahasiswa S2/S3 yang mencari dari Indonesia misalnya, ada beberapa ciri yang mungkin bisa jadi pegangan. Professor dengan pengalaman belajar atau penelitian di luar negeri, biasanya menjadi lebih terbuka dan respek terhadap orang asing mungkin karena pernah mengalami sendiri tinggal di negeri orang. Professor yang masih muda usia (40-an tahun), biasanya masih dalam awal karirnya sehingga dengan menjadi anggota labnya, kemungkinan mahasiswa ikut dipacu untuk banyak menghasilkan publikasi, paten dan karya ilmiah lainnya, walaupun konsekuensinya hal ini harus dibarengi dengan kerja keras. Keuntungan lainnya, mahasiswa bisa mendapat bimbingan dan perhatian langsung dari Professor seperti ini karena masih banyak waktunya di lab. Sementara Professor yang lebih senior, menduduki berbagai jabatan di himpunan profesi maupun Pemerintahan, berpeluang besar memberikan banyak kemudahan mencari kerja dengan lobi-lobi yang dimilikinya serta fasilitas penelitian yang memadai. Akan tetapi, bimbingan langsung kepada mahasiswa relatif agak kurang karena kesibukan di luar labnya tersebut. Profil seperti ini bisa kita peroleh dari homepage Universitas, membaca jurnal-jurnal ilmiah, seminar dan sebagainya. Professor-professor yang hebat, tidak harus selalu berada di universitas-universitas besar. Yang sering disebut universitas besar itu adalah Tokyo University, Osaka University, Kyoto University, Kyushu University, Tohoku University, dan Hokkaido University untuk universitas negerinya dan Keio University serta Waseda University untuk universitas swastanya. Tak pelak, dengan dana dan nama besar, universitas-universitas itu dapat mengumpulkan Professor-professor terpandang, namun tak jarang Professor "yang mendunia" berada di universitas negeri di daerah. Misalnya, pakar DNA chip Jepang adalah seorang Professor muda di Tokushima University di pulau kecil Shikoku, tokoh mikrobiologi vitamin ada di Yamaguchi University di ujung selatan pulau Honsyu, Professor senior yang disebut-sebut calon kuat penerima Hadiah Nobel Kedokteran berdomisili di Kobe University dan lain-lain. Jadi, jangan terpaku pada nama besar universitas yang hendak dipilih, tapi lihat dalam bidang yang diminati, Professor yang hebat berada di lokasi mana.


Study di Jepang (2)
Di atas telah saya kupas strategi dan cara mendapatkan Letter of Acceptance dari profesor atau sensei di Universitas di Jepang sebagai salah satu syarat utama, kalau tidak boleh dikatakan mutlak, untuk bisa mendapatkan beasiswa dan study di Jepang. Maka, langkah berikutnya yang harus kita lakukan adalah mencari dan mendapatkan beasiswa.Pada tahap ini, kita sering gagal karena berbagai faktor.
Mudah2an tulisan saya ini bisa menjadi solusi dan penyemangat bagi pencari beasiswa di Jepang.
Banyak sekali buku2 yg berisi panduan dan strategi mendapatkan beasiswa bisa kita dapatkan di toko buku. Saya juga menganjurkan rekan2 pencari beasiswa untuk membaca buku2 panduan tersebut. Disini, saya akan berusaha memberikan tips mencari dan mendapatkan beasiswa berdasarkan pengalaman pribadi dan teman2 selama di Jepang.
Satu hal yang perlu sekali untuk diketahui, ternyata banyak sekali beasiswa yang bisa kita dapatkan tanpa harus melewati proses seleksi yg ketat.Tapi, bergantung pada koneksi dan kekuatan rekomendasi sensei kita di Jepang. Atau dengan kata lain, disinilah nasib manusia diundi untuk mendapatkan pemenangnya. Info seperti ini yg jarang sekali diketahui mereka yang belum pernah mendapatkan beasiswa study di LN.Khususnya utk kasus Jepang. Untuk itu, jangan pernah menyerah dan putus asa!
Begitu sudah mendapatkan sensei di Jepang, pelan2 cobalah menanyakan ke calon sensei anda tentang berbagai kemungkinan beasiswa yang mungkin bisa beliau bantu.Karena kadang sensei kita punya dana beasiswa dari proyek peneilitian dia, atau hasil kerjasama dengan isntansi tertentu, atau si sensei punya posisi penting sehingga bisa merekomendasikan (menekan) instansi penyedia beasiswa untuk memberikan beasiswanya pada anda sbg calon muridnya.
Perlu diketahui, bahwa sensei2 di Jepang kadang juga membutuhkan murid2 yang bisa membantu dia mengerjakan proyek2 besarnya dan sdh tersedia dana beasiswanya juga.Informasi seperti ini bisa kita tanyakan langsung ke calon sensei kita setelah sudah ada kesediaan dari sensei tsb utk menerima kita di labnya.Atau kalau ada orang Indonesia di Lab tsb, mgkn lebih baik menanyakan pada dia.Yang tidak boleh kita lupakan adalah unggah-ungguh (sopan santun) dalam menanyakan sesuatu pada sensei. Sebab org jepang punya karakter yg sama dengan orang timur kebanyakan.Kalau anda kurang PD, bisa meminta kesediaan teman atau kenalan yg ada di Jepang untuk melihat isi e-mail anda sblm dikirimkan.
Sayanknya, jumlah sensei yg mau menerima kita sekaligus bersedia mengusahakan beasiswa utk kita sedikit. Kebanyakan, sensei2 di Jepang senang sekali menerima mahasiswa dari LN yang bisa mencari beasiswa sendiri.Apalagi kalau bisa mendapatkan beasiswa dari pemerintah Jepang, spt Monbukagakusho.


www.polman.11.forumer.com

Kata Mutiara

 Setiap orang melihat yang tak kasat mata dengan kejernihan hatinya. Dan, itu tergantung seberapa banyak ia membersihkan hatinya. (Jalaluddin Rumi, Filsuf Islam, 1207-1273).
 Spesies yang mampu bertahan bukanlah yang paling kuat, maupun yang paling cerdas, namun mereka yang paling responsive terhadap perubahan. (Charles Darwin, Ilmuwan, Inggris).
 Aku tak inginkan kedamaian yang membawa pengertian. Aku menginginkan pengertian yang membawa kedamaian. (Helen Keller, Penulis AS, 1880-1968)
 Sekuntum mawar akan menjadi kebunku. Seorang sahabat sejati akan menjadi duniaku. (Leo Buscaglia, Sastrawan AS, 1924-1998).
 Bersabarlah. Semua hal itu sulit sebelum menjadi mudah. (Saadi, Penyair, Shiraz, 1213-1292).
 Orang muda tahu tentang peraturan, orang tua tahu pengecualiannya. (Oliver Wendel Holmes, Penulis AS, 1809-1894).
 Jika tak bisa mengakhiri perbedaan, setidaknya kita bisa membuat dunia ini aman bagi perbedaan. (John F. Kennedy, Presiden AS, 1917-1963).
 Hanya dua yang seharusnya bisa kita wariskan bagi anak-anak, yakni akar dan yang lainnya adalah sayap. (Hodding Carter, Penulis AS, 1907-1972).
 Waspadailah tangan, lidah, dan nafsumu. Apa pun yang kaucari, carilah dalam dirimu sendiri. (Haci Bektas-I Veli, Filsuf Turki, abad 13 M).
 Untuk menulis dengan baik, ekspresikan dirimu seperti orang kebanyakan, tapi berpikir bak orang bijaksana. (Aristoteles, Filsuf Yunani, 384-322 SM).
 Dia yang bicara banyak, banyak kelirunya. (Benjamin Franklin, Ilmuwan dan Diplomat AS, 1706-1790).
 Semakin keras kerjaku, semakin beruntunglah aku. (Samuel Goldwyn, Produser Film AS, 1882-1974).
 Sesungguhnya Allah menyukai kelemah-lembutan di dalam segala hal. (HR Bukhari).
 Dalam realisme, semua bergantung pada antusiasme. Dalam dunia nyata, semua bergantung pada keuletan usaha. (Johann Wolfgang Von Goethe, Pujangga, Novelis, Dramawan, Filsuf Jerman).
 Ilmu pengetahuan memiliki tiga tingkatan – opini, Sains, dan Pencerahan. Instrumen tingkatan pertama menggunakan indra, kedua menggunakan dialektika, dan ketiga menggunakan intuisi. (Plotinus, Filsuf Yunani, Bapak Neo-Platonisme).
 Kesuksesan bukanlah kunci kebahagiaan. Kebahagiaanlah kunci kesuksesan. Jika Anda mencintai apa yang Anda kerjakan, Anda akan meraih kesuksesan. (Herman Cain, Pengusaha, Penulis, Pembicara Bisnis, AS).
 Arti sejati kehidupan adalah mengabdi pada nilai-nilai kemanusiaan. (Leo Tolstoy, Novelis, Filsuf, Rusia).
 Bertahan hidup artinya selalu siap untuk berubah; karena perubahan adalah jalan menuju kedewasaan. Dan, kedewasaan adalah sikap untuk selalu mengembangkan kualitas pribadi tanpa henti. (Henri Bergson, Filsuf Prancis, 1859-1941).
 Di tiap jengkal kehidupan, sang hujan memang harus tercurahkan. Kadang hari-hari memang harus dilalui dalam selingkup awan kelabu dan kedukaan. (Henry Wadsworth Long Fellow, Pujangga AS, 1807-1882).
 Inilah “Agama” sederhanaku, tak membutuhkan biara dan filosofi. Pikiran dan hati menjadi biaranya; kebaikan menjadi filosofinya. (Dalai Lama, Pemimpin Spiritual Tibet).
 Apapun yang dimulai dengan amarah, berakhir dengan rasa malu. (Benjamin Franklin, Ilmuwan AS, 1706-1790).
 Saat tak ada harapan yang tersisa, tak tersisa lagi ketakutan. (John Milton, Penyair Inggris, 1608-1674).
 Kesendirian menunjukkan tentang bagaimana kita seharusnya, masyarakat menunjukkan tentang siapa kita. (Robert Cecil, Negarawan Inggris, 1830-1903).
 Perang berada diantara perasaan dan akal sehat. (Blaise Pascal, Ilmuwan Prancis, 1623-1662).
 Tawa bisa mengawali persahabatan, bisa pula mempercepat berakhirnya persahabatan. (Oscar Wilde, Penulis Inggris, 1856-1900).
 Kita bahagia ketika apa yang ada di dalam diri sesuai dengan sesuatu di luar kita. (William Yeats, Penyair Irlandia, 1865-1939).
 Takdir bukanlah soal kesempatan, namun soal pilihan. Takdir bukan sesuatu yang serta merta kita tunggu, namun sesuatu yang harus kita raih. (William Jennings Bryan, Politikus AS, 1860-1923).
 Kebahagiaan adalah arti dan tujuan hidup. Ia adalah keseluruhan arah dan cita-cita akhir dari eksistensi manusia. (Aristoteles, Filsuf Yunani, 384-322 SM).
 Jangan pernah mengorbankan kehidupan Anda demi kerja dan idealisme belaka. Satu hal terpenting dalam hidup adalah hubungan social antar manusia. Dan saya baru menyadarinya cukup terlambat. (Katherine Susannah Prichard, Novelis Australia).
 Pertanda kecerdasan sejati bukanlah pengetahuan, tapi imajinasi. (Albert Einstein, Fisikawan AS, 1879-1955).
 Aku tumbuh menjadi tua dengan belajar hal baru setiap hari (Solon, Negarawan Yunani, 636 558 SM).
 Pendidikan adalah yang bertahan di saat semua yang dipelajari sudah terlupakan. (BF Skinner, Psikolog, AS, 1904 – 1990).
 Seorang anak memahami rasatakut, rasa sakit, dan benci yang mengiringinya. (Epictetus, Filsuf Yunani, 55 – 135 M).
 Adalah suatu mukjizat bahwa keingintahuan hidup lebih lama ketimbang pendidikan formal. (Albert Einstein, Fisikawan AS, 1879 – 1955).
 Gagasan berani bagaikan pion yang melangkah maju. Mereka bisa dikalahkan, tetapi bisa pula mengawali kemenangan. (Johann Wolfgang Von Goethe, Sastrawan Jerman, 1749 – 1832).
 Memikul beban itu sama dengan menaklukkan nasib kita. (Thomas Campbel, Penyair, Skotlandia, 1777 – 1844).
 Hidup tanpa guna adalah kematian dini. (Johann Wolfgang Von Goethe, Sastrawan Jerman, 1749 – 1832).
 Orang yang mulia memperhatikan hal yang baik dari orang lain, tidak menitik beratkan pada keburukannya. Orang tak bermutu melakukan kebalikannya. (Confusius, Filsuf China, 551 – 479 SM).
 Setiap Kebenaran mempunyai empat sudut: sebagai seorang guru aku memberi satu sudut, dan tugasmulah mencari tiga lainnya. (Confusius, Filsuf China, 551 – 479 SM).
 Orang yang melakukan kesalahan dan tidak berusaha memperbaikinya, sebenarnya dia sedang melakukan kesalahan berikutnya. (Confusius, Filsuf China, 551 – 479 SM).
 Kesalahan yang sebenarnya adalah punya kesalahan dan tak memperbaikinya. (Confusius, Filsuf China, 551 – 479 SM).
 Hal-hal besar tak bisa dicapai oleh mereka yang hanya sanggup mengikuti trend an pendapat umum. (Jock Kerouac, Novelis, 1922-1969).
 Kebahagiaan bukanlah ideal akal, melainkan imajinasi. (Immanuel Kant, (Filosof, 1724 – 1804)
 Ingatlah dua manfaat kegagalan. Pertama, jika engkau gagal, engkau bisa belajar tentang apa yang tak berjalan semestinya. Kedua, kegagalan memberimu kesempatan untuk mencoba pendekatan baru. (Roger Von Oech, Psikolog).
 Kesempurnaan bukanlah hasil tindakan tunggal, melainkan buah kebiasaan. Engkau ialah apa yang kau lakukan berulang-ulang. (Shaquille O’neal, Atlet, 1972 - ).
 Setiap orang punya tiga karakter : yang ia perlihatkan, yang ia sembunyikan, dan yang ia piker ia memilikinya. (Alphonse Karr (Sastrawan & Jurnalis, 1808 – 1890).
 Kapal tak bisa bergantung pada satu sauh, begitu pula hidup. Tak bisa bersandar pada satu harapan. (Epictetus, Filsuf Yunani, 50 – 120 M).
 Keletihan kita sering bukan karena kerja, tapi oleh kekhawatiran, frustasi, dan rasa kesal. (Dale Carnegie, Penulis AS, 1888 – 1955).
 Mereka yang tekun bekerja tidak pernah kecewa, sebab semua tercapai dengan kegigihan dan kerja keras. (Menander, Penyair Yunani Kuno).
 Tugas yang kita hadapi seringkali bukanlah pilihan kita, tetapi kita bisa memilih bagaimana kita melaksanakannya. Kalau kita melaksanakannya dengan sungguh-sungguh, hasilnya akan memberikan kepuasan pada hidup kita sendiri. (Norman Vincent Peale).
 Tak seorang pun tahu beratnya beban yang ditanggung orang lain. (George Herbert, Penyair Inggris, 1593 – 1632).
 Selalulah berusaha. Selalulah gagal. Tak mengapa. Cobalah lagi. Gagal lagi. Gagal yang lebih baik. (Samuel Beckett, Dramawan Irlandia, 1906 – 1989).
 Ada lebih banyak harta yang terkandung di dalam buku ketimbang seluruh jarahan bajak laut yang disimpan di pulau harta. (Walt Disney, Pionir Dunia Animasi, AS, 1901).
 Berpikirlah seperti orang bijak, tetapi berbicaralah dengan bahasa orang kebanyakan. (William Butler Yearts, Sastrawan Irlandia, 1865 – 1939).
 Sedikit pengetahuan yang diterapkan jauh lebih berharga ketimbang banyak pengetahuan yang tak dimanfaatkan. (Khahlil Gibran, Penyair Libanon, 1883 – 1931).
 Anda bisa sukses sekalipun tak ada orang yang percaya anda bisa. Tapi
anda tak pernah akan sukses jika tidak percaya pada diri sendiri. "William JH Boetcheker"